Jumaat, 7 September 2007

TAULADAN UNTUK SUAMI ISTERI YANG SERING BERGADUH

Tauladan Untuk Suami Isteri Yang Selalu Gaduh Gaduh i Sepasang suami istri yang sudah menkah selama 7 tahun dan memiliki 3 orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat. Begitu hebatnya pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan
Tauladan Untuk Suami Isteri Yang Selalu Gaduh Gaduh


Sepasang suami istri yang sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki 3

orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat.

Begitu hebatnya pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan

untuk bercerai, mengakhiri kehidupan rumah tangga mereka secepat mungkin.


Mereka menemui seorang peguam, untuk melangsungkan perundingan

pembagian

harta diantara mereka, perundingan berlangsung lancar, namun akhirnya

sebagian besar masalah terselesaikan, baik tanah, rumah, dan semua aset

harta mereka dapat dibagi dan mencapai kepuasan kedua belah pihak.


Hanya satu hal tidak ditemukan jalan keluarnya, yaitu mengenai

pembagian

anak [jangan lupa anak mereka tiga orang], baik si suami maupun si

istri

sama sama ingin mengasuh 2 anak, tidak ada yang mau mengalah, dan anak

tidak mungkin dibelah dua seperti pada Zaman Sulaiman dulu.


Akhirnya mereka menemui seorang tokoh agama, meminta nasehat bagaimana

jalan keluar yang harus ditempuh.

Sang Imam akhirnya memberika jalan keluar yang bijak, yaitu mereka

diminta menunda perceraiannya selama satu tahun, mereka harus menambah

satu orang anak selama satu tahun, bila Tuhan mengizinkan perceraian

mereka, Tuhan akan memberikan tambahan satu anak, total menjadi 4 anak,

sehingga mudah untuk dibagi diantara mereka berdua.


Karena si suami dan si istri sangat serius untuk bercerai, mereka

berusaha keras untuk menambah anak, dan akhirnya mereka berhasil.


Setahun kemudian, ketika Sang Imam berjalan jalan, beliau bertemu

dengan

pasangan suami istri ini, sedang bergandengan tangan dengan mesra,

sehingga Sang Imam bertanya, : "Apakah Kalian tidak berhasil menambah

anak sehingga kalian batal bercerai?".


Sang Suami lalu menjawab : "Tuhan maha pengasih, Dia memberikan kami

tambahan anak, tapi sekaligus juga memberikan isyarat agar kami saling

memaafkan dan saling mengasihi, kami memutuskan untuk tidak bercerai".



"Bagaimana Tuhan memberikan isyaratNya?", tanya Sang Imam.


"Tuhan memberikan kami tambahan anak, bukan satu anak, tapi dua anak,

anak kembar !!".


Beberapa hikmah:

1. Menunda tindakan negatif sering bermanfaat, apalagi ketika seseorang

sedang dikuasai emosi.
Ada baiknya jika kita sedang marah kita menunda

sesuatu yang ingin kita lakukan. Betapa banyak penghuni penjara yang

menyesal: mengapa ketika marah memukuli istri/anak/dsb sampai tewas....



2. Mampu mengendalikan marah [emosi] adalah kunci kebaikan, sehingga

nabi saw menekankan laa taghdhab [jangan marah] kepada sahabatnya.



3. Kisah diatas menunjukkan kasih sayang Allah, tetapi ada yang lebih

baik daripada kisah diatas yaitu pasangan suami isteri yang selalu

berhasil meredam pertengkaran mereka. Mungkin keluar rumah meninggalkan

isteri/suami yang marah untuk sebentar kemudian kembali membawa buah

tangan/peralatan baru kesukaannya akan membuatnya tersenyum, meminta

maaf dan berfikir betapa baiknya suaminya/isterinya.



4. Pertengkaran itu lumrah rumah tangga. Dengan pertengkaranlah

keharmonisan semakin terasa nikmat. Orang bijaksana akan menikmati

pertengkaran dan masa-masa setelahnya dengan tetap mengendalikan

suasana

agar tidak sampai keluar dari sunnah Nabi saw. Karena pertengkaran itu

seperti api: sedikitnya bermanfaat tetapi besar dan luasnya
membinasakan.

....sampaikanlah ilmu walaupun hanya satu ayat...... ....muhasabahlah diri

sendiri sebelum muhasabah diri orang lain...........



Tiada ulasan: